Keajaiban
di Alam
NYAMUK-NYAMUK
‘NAKAL’
|
|
|
|
terlelap tidur di malam hari.
Namun adakah yang pernah berpikir bahwa ternyata seekor
makhluk kecil yang seringkali
merepotkan manusia itu merupakan suatu contoh akan
kesempurnaan desain dalam
penciptaan?
Sejak ia bertelur, nyamuk sudah
menunjukkan kehebatannya. Dia dengan sendirinya
bertelur dalam jumlah ratusan
butir yang kesemuanya menyatu hingga menyerupai
bentuk sampan. Sampan, karena
memang telur tersebut diletakkan di atas permukaan air
dan harus dapat mengapung.
Seandainya ia bertelur satu persatu, tentunya telur itu akan
tenggelam oleh riak air yang
kecil sekalipun.
Tentu kita semua tahu, sang
nyamuk mengawali kehidupannya dengan hidup di bawah
permukaan air. Untuk bernapas ia
menggunakan alat menyerupai pipa “snorkel” (biasa
digunakan penyelam) yang berada
di ujung tubuhnya. Dengan demikian ia dapat
menghirup udara di atas permukaan
air dan terus melangsungkan siklus hidupnya.
Namun tantangan yang dihadapi
belum berhenti. Untuk keluar dari air lalu terbang, juga
memerlukan usaha yang tidak
mudah, karena bila saja tubuhnya basah, maka ia tidak
akan dapat terbang! Bayangkan, ternyata
di ujung kakinya terdapat suatu senyawa
kimia
yang mampu meningkatkan tegangan
permukaan air. Sehingga ketika keluar dari
kepompongnya dan berdiri di atas
permukaan air dengan kaki-kakinya, ia tidak
terperosok dan tidak tenggelam.
Tidak sampai di situ. Agar nyamuk
betina dapat menghisap darah, ia harus mampu
mengenali lokasi pembuluh darah
manusia di kegelapan malam. Untuk ini ia telah
dilengkapi dengan sistem
pengindraan inframerah yang mampu menemukan
lokasi
pembuluh darah berdasarkan suhu
tubuh.
Untuk bisa menembus kulit manusia
sehingga mudah dalam menyedot darahnya, ia juga
memiliki organ khusus yang
disiapkan oleh Penciptanya. Organ itu berfungsi layaknya
gergaji yang
menggergaji kulit kita sehingga sobek. Sebab kulit manusia bagaikan kulit
kayu yang tebal dan keras bagi
nyamuk, hewan berukuran teramat kecil dibanding tubuh
manusia. Juga, agar darah yang
keluar tidak membeku, maka nyamuk juga telah
menggunakan suatu enzim yang mencegah pembekuan darah.
Perhatikan, walau si kecil nyamuk
tampak demikian jenius, namun ia tetaplah seekor
nyamuk yang tak dapat berpikir
untuk memperbaiki kualitas hidup. Ia tetaplah bukan
profesor kimia maupun fisika atau
bahkan dokter spesialis tranfusi darah sebelum ia
dapat melakukan “tugasnya” keluar
dari air untuk terbang dan menghisap darah manusia.
Ia tetaplah seekor makhluk kecil
yang diciptakan oleh Dzat Yang Maha Pencipta sebagai
perumpamaan bagi kita agar mau
berpikir.
Sesungguhnya Allah tiada segan
membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih
rendah dari itu. Adapun
orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa
perumpamaan itu benar dari Tuhan
mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan:
“Apakah maksud Allah menjadikan
ini untuk perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu
banyak orang yang disesatkan
Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang
yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada
yang disesatkan Allah kecuali orangorang yang
fasik (QS. Al Baqarah, 2:26)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar